Banyuwangi bus kota cinta

Bus Kota Cinta

‘PING!’

Kemudian sebuah pesan BBM masuk: “apa kabar, mas?”

Belum sempat kubalas, pesan yang lain dari orang yang sama, muncul.

“Saya galau dan sedih, kemarin saya batal nikah. Padahal persiapan sudah 90% undangan sudah sebagian besar kami sebar. Calon istri saya malah macem-macem dengan mantannya. Saya batalin aja semuanya…. huufth… saya lelah, mas.”

Kemudian dia mengirim foto undangan yang telah dia sebarkan. Undangan manis merah hati, tertulis bulan Februari. Bulan yang katanya penuh cinta. Tapi tidak buat dia…

“Sabar ya, bro… kita tidak bisa memaksa orang lain untuk mencintai kita. Tapi kita bisa memaksa diri kita menjadi orang yang pantas di cintai, menjadi orang yang layak untuk jadi pilihan”

Ah…lagi-lagi urusan cinta.

Cinta terkadang penuh misteri. Dan sering diluar logika.

Cinta itu sama seperti orang yang sedang menunggu bus kota.  Sebuah bus datang, dan kamu bilang: “Wah..terlalu penuh, sumpek, bakalan nggak bisa duduk nyaman neh! Aku tunggu bis berikutnya aja deh.”

Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata: “Aduh bisnya kurang asik nih, nggak bagus lagi.. nggak mau ah..”

Bis selanjutnya datang, cool dan kamu berminat, tapi seakan-akan dia tidak melihatmu dan lewat begitu saja. Bus keempat berhenti di depan kamu, kosong, cukup bagus, tapi kamu bilang: “Nggak ada AC nih, bisa kepanasan aku”. Maka kamu membiarkan bis keempat itu pergi. Waktu terus berlalu,kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi ke kantor. Ketika bis kelima datang,kamu sudah tak sabar,kamu langsung melompat masuk ke dalamnya. Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah menaiki bis. Bis tersebut jurusannya bukan yang kamu tuju! Dan kau baru sadar telah menyiakan waktumu sekian lama. Sering kali seseorang menunggu orang yang benar-benar ‘ideal’ untuk menjadi pasangan hidupnya. Padahal tidak ada orang yang 100% memenuhi keidealan kita. Dan kamu pun sekali-kali tidak akan pernah bisa menjadi 100% sesuai keinginan dia. Tidak ada salahnya memiliki ‘persyaratan’ untuk ‘calon’, tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada yang berhenti di depan kita. Tentunya dengan jurusan yang sama seperti yang kita tuju. Apabila ternyata memang tidak cocok, apa boleh buat tapi kamu masih bisa berteriak ‘Kiri’ ! dan keluar dengan sopan. Maka memberi kesempatan pada yang berhenti di depanmu, semuanya bergantung pada keputusanmu. Daripada kita harus jalan kaki sendiri menuju kantormu, dalam arti menjalani hidup ini tanpa kehadiran orang yang dikasihi, kalau kebetulan kamu menemukan bis yang kosong, kamu sukai dan bisa kamu percayai, dan tentunya sejurusan dengan tujuanmu, kamu dapat berusaha sebisamu untuk menghentikan bis tersebut di depanmu, agar dia dapat memberi kesempatan kepadamu untuk masuk ke dalamnya. Karena menemukan yang seperti itu adalah suatu berkah yang sangat berharga dan sangat berarti. Bagimu sendiri, dan bagi dia.
Kebahagiaan tidak diperoleh dari seberapa banyak yang kita dapat. Tapi kebahagiaan itu diperoleh dari seberapa besar kita bisa menerima. Lalu bus kota cinta seperti apa yang kamu tunggu?

🙂

Setiap menatapi waktu, selalu tertegun karena hari tlah lama terlewati. Tanda usiapun menegas diri. Ah.. betapa tlah tersia masa terlampaui. dan ingatlah, bahwa:

Cinta tidak tumbuh dari pendekatan yang tekun atau pertemanan yang lama, cinta itu urusan hati. Ia lebih melibatkan jiwa yang tulus memberi. Jika itu tidak ada, maka cinta tidak akan pernah ada, meski dari jalinan yang menahun.