Jangan kehilangan karyawan terbaik Anda
Perusahaan harus mencari cara tepat untuk mempertahankan karyawan. Sebuah penelitian dari Agen rekrutmen Global Hays melaporkan bahwa 42 persen karyawan saat ini berencana untuk meninggalkan posisi mereka segera setelah kesempatan lain muncul. Dan 38% karyawan saat ini sedang aktif mencari pekerjaan baru.
Hal tersebut mengejutkan! Dalam ekonomi yang sehat, wajar apabila ada Turn Over ataupun perputaran karyawan. Namun jumlah 42% ini sangat tinggi. Hal ini memberikan indikasi bahwa 42% dari semua karyawan melaporkan ketidakpuasan dengan majikan mereka saat ini sehingga mereka berencana untuk pergi pada kesempatan pertama untuk melakukannya. Jumlah yang sangat besar.
Implikasinya
Implikasinya adalah bahwa hanya karyawan yang terbaik yang berjumlah sedikit akan tetap stay di perusahaan. Jadi harus ada upaya yang perusahaan harus lakukan untuk mempertahankan karyawan ini—sebelum kesempatan untuk pergi (resign) muncul dengan sendirinya.
Namun sayang, banyak manajemen perusahaan yang berpikir bahwa kondisi ekonomi dan tidak imbangnya antara pencari kerja dan lapangan kerja membuat mereka (para pengambil kebijakan di perusahaan) cenderung tidak ada upaya / lambat untuk melakukan usaha mempertahankan karyawan. Mereka bahkan berpikir bahwa karyawan yang tinggal sedikit (karena banyak yang resign) akan lebih efisien. Mereka berpikir : “melakukan lebih banyak (pekerjaan) dengan lebih sedikit (tenaga kerja)” akan sehat bagi perusahaan. Dan hal itu telah menjadi sesuatu yang dianggap normal selama 15 tahun lebih.
Jika manajemen perusahaan terus memperlakukan karyawan sebagai fungsionaris belaka, mereka akan melihat lebih banyak karyawan yang tidak terlibat (engage) dan apatis terhadap perusahaan. Yang baik akan direkrut competitor / Perusahaan lain dan hanya yang biasa-biasa saja yang tersisa. Ekonomi pasti akan pulih, dan kecepatan perekrutan akan meningkat. Dan sayangnya, pertumbuhan ekonomi dan terbukannya peluang kerja ini JUSTRU akan memberi kesempatan kepada mereka yang masih bekerja (bukan bagi mereka yang saat ini menganggur). Beberapa dari orang-orang yang telah bekerja itu, akan serius mempertimbangkan untuk memulai tantangan baru dan meninggalkan pekerjaan lamanya.
Jangan Biarkan Itu Terjadi !
Karyawan adalah asset berharga perusahaan. Bagaimana cara tepat mempertahankan karyawan agar tetap loyal dan berkontribusi positif kepada perusahaan ?
Buat hubungan dan ikatan dengan karyawan Anda. Berkomunikasi dengan mereka. Anda bisa mengikuti Pelatihan Cara Komunikasi Effective atau bisa belajar gratis dengan klik ini. Dengarkan mereka. Bertindak atas beberapa saran mereka. Mereka pandai membaca Anda. Jangan membuat upaya dangkal dalam hal ini. Terbukalah untuk pertanyaan dan kritik mereka. Dengan berkembang menjadi organisasi yang inklusif dan kompeten secara interpersonal, jumlah karyawan yang terlibat akan tumbuh, dan mereka akan cenderung untuk tetap tinggal. Saat mereka tinggal, jangan lupa untuk selalu meningkatkan kapasitas dan kompetensi mereka dengan meningkatkan skill mereka. Jadikan karyawan yang tertinggal adalah team solid dengan mengenali karakter anggota team.
Dengan team yang Solid, maka produktivitas akan meningkat.
CARA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
Berikut adalah 7 Kiat praktis untuk meningkatkan produktivitas dengan menempatkan karyawan pada pola pikir yang lebih produktif.
- Rancang insentif karyawan untuk semua divisi.
Ada kecenderungan bagi manajemen untuk berfokus pada insentif pada tingkat senior. Dengan harapan mereka akan memacu yuniornya untuk bisa tetap loyal sehingga mendapatkan insentif yang sama. Meskipun hal ini dapat kita pahami sepenuhnya, sebaiknya jangan mengabaikan insentif bagi karyawan tingkat bawah atau yunior. Agar semua karyawan merasakan insentif dan termotivasi. Ingat Semua Ada Harganya - Berikan umpan balik yang konstruktif secara teratur.
Umpan balik adalah keterampilan manajemen tingkat dasar; kemampuan untuk memberikan umpan balik yang teratur dan bermanfaat kepada karyawan dengan cara yang mendorong, bukan mengecilkan hati, adalah langkah yang efektif. Hal terebut bukan berarti umpan balik harus selalu penuh pujian, tetapi bahwa dalam melakukan komunikasi penuh dengan pertimbangan. Bila perlu lakukan Coaching and Mentoring sebagai bentuk umpan balik.
- Hormati Karyawan Sebagai Individu
Selain sebagai karyawan, pekerja juga adalah sebagai individu. Rasa hormat terhadap pekerja sebagai individu, bisa menjadi motivator yang sederhana namun kuat, untuk memicu produktivitas karyawan. Ketika karyawan merasa manajemen benar-benar menghormati mereka, mereka lebih mungkin untuk “bekerja lebih keras” dalam membantu perusahaan untuk sukses. Begitu juga sebaliknya.
Cara Berikutnya Untuk Mempertahankan Karyawan adalah:
- Pastikan manajemen di semua tingkat organisasi menerima pelatihan yang memadai.
Ada kecenderungan bagi perusahaan untuk berinvestasi besar-besaran dalam “pelatihan kepemimpinan” sementara fokus terhadap supervisor ke bawah jauh lebih sedikit. Hal ini bisa berdampak karyawan di level bawah merasa tidak mendapatkan perhatian dan dukungan penuh dari perusahaan. - Berikan dukungan bagi karyawan saat mereka membutuhkan.
Dukungan yang berharga tersebut dapat beragam bentuknya, misalnya: peralatan yang ada sudah kuno, sering rusak atau tidak efisien; support emosional dalam menghadapi kritik yang tidak adil; dukungan waktu fleksibel untuk mencapai worklife balance. Dukungan manajemen pada saat karyawan membutuhkan akan tertanam dalam ingatan karyawan, dan itu merupakan sarana tepat untuk membangun lotalitas dan mempertahankan karyawan. - Jangan Pelit Secara Emosional
Tidak ada untungnya bagi manajemen dengan menahan pujian dan pengakuan atas pencapaian karyawan. Sebuah studi menunjukkan bahwa pengakuan sering kali merupakan motivator yang lebih kuat daripada uang. Meskipun hal ini mungkin kurang tepat di tingkat senior karena biasanya senior (level lebih tinggi) lebih tertarik dengan imbalan finansial yang meningkat. Namun pada bawahan, pujian, penghargaan dan pengakuan atas pencapaian ini menjadi hal yang sangat berarti.
Jadilah Teladan
- Pastikan perilaku model kepemimpinan senior membuat bangga menjadi bagian dari tim.
Tidak ada yang menurunkan moral karyawan lebih cepat daripada melihat pemimpin senior bertindak dengan cara yang tidak mereka hormati. Banyak temuan dalam penelitian bahkan menyebut, karyawan yang mengajukan pengunduran diri atau pindah kerja lebih banyak karena faktor pimpinan bukan faktor pekerjaan. Pemimpin selalu diawasi dan diadili; karyawan memiliki mata yang tajam (dan berbagi data yang tajam pula
Untuk membantu meningkatkan produktivitas, keterlibatan karyawan penting. Pada akhirnya, sebagian besar karyawan lebih suka menjadi bagian dari tim yang menjadi komitmen mereka, bukan hanya sekadar anggota organisasi. Mengembangkan dan memelihara pendekatan manajemen yang konsisten akan melahirkan esprit de corps (jiwa korsa) adalah mata rantai utama dalam proses produktivitas.
Team Solid akan membuat delegasi tugas tiap divisi menjadi lancar dan terorganisasi dengan baik, sehingga karyawan tidak akan mengalami burnout. Burnout juga bisa menjadi alasan seorang karyawan tidak produktif dan atau merasa tidak nyaman di perusahaan.
PENGERTIAN BURNOUT
Burnout adalah keadaan kelelahan emosional, mental, dan seringkali juga dengan kelelahan fisik akibat stres yang berkepanjangan atau berulang . Meskipun paling sering karena masalah di tempat kerja, burnout juga dapat muncul di bidang kehidupan lain, seperti mengasuh anak , merawat , atau hubungan asmara.
Kelelahan yang terjadi bukan hanya akibat dari bekerja berjam-jam atau melakukan terlalu banyak tugas, meskipun keduanya menjadi salah satu faktor yang bisa menyebabkan burnout. Depresi dan kelesuan merupakan ciri khas dari burnout paling sering terjadi.
Bagaimana Jika Mengalami Burnout
Bagaimana Anda tahu jika Anda Burnout?
Kelelahan fisik dan mental, rasa takut akan pekerjaan , perasaan sinis/nyinyir atau lekas marah yang sering muncul adalah tanda-tanda utama terjadinya Burnout. Anda Merasa seperti tidak dapat lagi melakukan pekerjaan Anda secara efektif juga dapat menjadi tanda bahwa anda mengalami burnout.
Apa perbedaan antara burnout dan stres?
Menurut definisi, burnout adalah periode stres yang berkepanjangan dan berulang ulang yang terasa seolah-olah tidak dapat kita perbaiki. Jika stres berumur pendek atau terikat pada fase atau hal tertentu missal: stress jika closing akhir bulan, maka kemungkinan besar gejala stress ini biasanya tidak berbahaya. Jika stres terasa tidak pernah berakhir dan muncul perasaan hampa, apatis, dan putus asa, itu mungkin menunjukkan anda sudah sampai tahap Burnout.
Mempertahankan karyawan dengan cara tepat bukan persoalan yang mudah bagi perusahaan, namun membiarkan karyawan pergi akan lebih menyulitkan perusahaan. Mereka harus “membuang waktu” untuk melakukan induksi terhadap karyawan baru, karyawan barupun juga perlu waktu untuk beradaptasi. Pada iklim dunia kerja saat ini yang menuntut pelaksanaan cepat, hasil akurat dan budget tetap hemat, akan lebih efisien untuk mempertahankan karyawan lama daripada merekrut karyawan baru. Dan cara mempertahankan karyawan dengan mudah dan murah adalah dengan membuat karyawan merasa engage dengan perusahaan. Salah satunya adalah melalui Pelatihan / Training untuk meningkatkan Skill dan Kompetensi Karyawan.