Salah satu sumber kekecewaan kita adalah ketika kita membandingkan dengan orang lain, teman kuliah yang lebih sukses, karyawan setingkat kita di perusahaan lain yang mendapat fasilitas lebih baik, rekan lain yang perusahaannya “kelihatan” pengelolaannya lebih profesional dan masih banyak lagi. Akhirnya kita merasa menjadi orang yang paling malang, dan semangat dalam menjalani hidup menjadi turun. Padahal kata orangtua, urip iku wang sinawang. Hidup itu tergantung sudut pandang orang yang melihat.
Ada kisah menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa.
Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, “Pamela, Pamela…”
Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang menimpa orang ini.
Si dokter menjawab, “Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh seorang gadis yang bernama Pamela Savitri.”
Si pengunjung manggut -mangggut, tetapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat seorang penghuninya juga terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak , ” Pamela, Pamela !!!.”
Pengunjung inipun bertanya lagi ke Dokter, “Orang ini juga di tolak cintanya oleh Pamela ?” tanya pengunjung itu keheranan.
Dokter kemudian menjawab, “Tidak, justru dia yang akhirnya menikah dengan Pamela, tetapi ternyata banyak ketidak cocokan dan mereka bertengkar setiap hari, akhirnya keluarganya berantakan, frustasi dan gila juga…. “.
Kawans, Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Kita telah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik. Tetapi Kita masih merasa kurang. Pikiran Kita penuh berbagai keinginan. Kita begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Semakin banyak keinginan, semakin banyak pula sumber kekecewaan kita. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya…..
Tapi anehnya, ketika keinginan itu sudah kita dapatkan, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tidak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi betapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi “KAYA” dalam arti yang sesungguhnya. Orang yang “kaya” bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang kaya adalah orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki.