tanda kepribadian psikopat Pemerintah Korupsi

Pemerintah Korupsi dan Kita

Di radio, televisi, koran dan media-media lain sering kita dengar banyak orang mengomentari kesalahan pejabat, pengusaha, anggota legislatif dan sebagainya, Apalagi di masa pandemi, bahkan ada yang tega korupsi dana bansos. Pemerintah sudah berupaya sedemikian rupa tetapi mengapa Korupsi dan kecurangan terus saja terjadi?

Seorang tukang roti di sebuah desa kecil membeli satu kilogram beras dari seorang petani. Ia curiga bahwa beras yang dia beli tidak benar-benar seberat satu kilogram. Beberapa kali ia menimbang beras itu, dan benar, berat beras itu tidak penuh satu kilogram.
Yakinlah ia, bahwa petani itu telah melakukan kecurangan. Ia melaporkan pada polisi dan memperkarakannya, dengan tuduhan : melakukan penipuan bisnis, dengan memalsukan berat beras yang dia jual,
Petani itu di ajukan ke sidang pengadilan tindak pidana Korupsi .
Pada saat sidang, hakim dari pemerintah berkata pada petani, ” saudara terdakwa, anda berada di sini atas tuduhan korupsi dan kecurangan bisnis. Sebagai petani dan penjual beras,  tentu kau mempunyai timbangan? Untuk menimbang berasmu, bukan? ”
“Tidak, tuan hakim.” jawab si petani.
“Lalu bagaimana kau bisa menimbang beras yang kau jual?” tanya hakim kemudian..
Petani itu menjawab “ah…itu mudah sekali di jelaskan, tuan hakim. Untuk menimbang beras seberat satu kilogram itu, aku gunakan saja roti seberat satu kilogram yang aku beli dari tukang roti itu sebagai penyeimbang.”

Cukup banyak contoh, bahwa kita mudah menyalahkan orang lain untuk berperilaku lurus, namun kita sendiri tidak melakukannya. Kawans, mari besegera mempebaiki keadaan dengan mulai dari diri sendiri, kita mulai dari apa yang kita bisa, dan kita mulai sekarang juga. Jangan biarkan perilaku tak jujur dan korup menjadi sistemik dan membudaya.

Exit mobile version