Kerja remote Pelatihan Jogja

Benarkah Kerja Jarak Jauh Lebih Produktif ? Ini Faktanya !

Seiring dengan berkembangnya teknologi internet dan kemudahan aksesnya bagi masyarakat secara umum, kini para karyawan atau pekerja tak selalu harus datang dan bekerja di kantor. Asal memiliki koneksi internet dan perangkat yang memadai, tak sedikit pemberi kerja yang membolehkan karyawannya untuk bekerja dari rumah atau tempat manapun yang kita kenal dengan istilah kerja remote atau kerja jarak jauh. Apalagi saat pandemic, kerja tanpa datang ke kantor menjadi sebuah keharusan.


Di Indonesia sendiri, praktik kerja remote sudah cukup banyak perusahaan menerapkan cara kerja remote ini. Di sisi lain, meskipun bisa bekerja dari manapun, gaji dari seorang karyawan remote pun tak jarang setara dengan pekerja pada umumnya, bahkan bisa lebih tinggi.
Secara umum, kerja remote adalah jenis pekerjaan yang bisa dilakukan tanpa harus pergi ke tempat kerja atau kantor. Artinya, orang yang menjalani kerja remote dapat bebas memilih tempat kerjanya sendiri. Entah itu di rumah, coworking space, kafe, dan maupun tempat lainnya. Karena itu, metode kerja ini mampu memberikan kenyamanan tersendiri bagi karyawan maupun pemberi kerja.


Banyaknya pekerjaan dengan cara remote ini membuat banyak pertanyaan, baik dari manajemen ataupun dari pekerja sendiri. Misalnya:
Apakah pekerja remote lebih puas dengan situasi bekerja dari jauh ? atau merasa tidak puas? Apakah mereka merasa lebih dihargai atau tidak ? Apakah mereka lebih produktif atau tidak?
Sebuah survei dari TINYpulse , sebuah perusahaan Employee Engagement, mengungkapkan temuan sebagai berikut.

Hasil Survey


Apa temuan utama survei tersebut? Berikut adalah empat di antaranya.
Pekerja jarak jauh (remote) merasa lebih bahagia.
Menurut survei, pada skala 1 hingga 10 (sebagai jawaban atas pertanyaan, “Seberapa bahagia Anda di tempat kerja?”) Pekerja jarak jauh mendapat skor 8,10, daripada skor semua pekerja sebesar 7,42 . Tidak mengherankan, skor karyawan secara konsisten lebih tinggi ketika mereka bekerja dari jarak jauh karena mereka “menikmati kebebasan dan fleksibilitas”.
Pekerja jarak jauh merasa lebih dihargai.
Ini adalah temuan yang menarik, karena pekerja jarak jauh sering memiliki masalah yang berkaitan dengan perasaan terisolasi dan kurangnya kontak harian dengan rekan kerja atau pimpinan. Sebagai jawaban atas pertanyaan, “Seberapa dihargai perasaan Anda di tempat kerja?” – pekerja jarak jauh mendapat skor 7,75, lebih tinggi dari skor semua pekerja 6,69. Sementara karyawan jarak jauh menilai “hubungan dengan rekan kerja” mereka lebih rendah daripada semua pekerja (7,88 berbanding 8,47), kelemahan sosial ini sebanding dengan berbagai manfaat yang karyawan remote rasakan.

Apakah Kerja Jarak Jauh lebih Produktif ?


Pekerja jarak jauh merasa mereka lebih produktif.

Menurut survei, 91% karyawan remote percaya bahwa mereka “menyelesaikan lebih banyak pekerjaan saat bekerja dari jarak jauh. Meskipun harus menjadi catatan bahwa ini adalah penilaian diri karyawan (yang mungkin berlawanan dengan penilaian manajer).

Untuk pertanyaan: “Seberapa sering Anda melakukan kontak dengan atasan langsung Anda?” 52% karyawan jarak jauh menjawab “sekali per hari” atau “beberapa kali per hari.” 34% melaporkan kontak “sekali per minggu”, sementara 10% melaporkan hanya “sekali per bulan”, dan 3% melaporkan frekuensi yang mengkhawatirkan (dari sudut pandang manajemen) yaitu “tidak pernah kontak” . Mengingat kebutuhan (keadaan) memaksa makin banyak melakukan remote pada pekerjaan mereka, ada 2 (dua) hal penting bagi manajemen, untuk mendapatkan perhatian ekstra dalam mengelola kerja remote. Dua hal ini adalah:

2 (Dua) Hal Penting Dalam Kerja Remote


Komunikasi
Meskipun komunikasi manajemen selalu sangat penting, dengan tidak adanya kontak secara langsung, dan potensi isolasi dan kebingungan yang tersirat, sangat penting bagi manajer untuk tetap sering berhubungan dan memastikan para karyawan remote tahu apa yang mereka kerjakan dan kemajuan atas pekerjaan mereka. Cara komunikasi yang efektif bisa klik di sini.
Kejelasan tujuan dan sasaran bagi karyawan
Mengingat jarak dan potensi untuk tidak mengetahui secara pasti apa yang sedang karyawan remote kerjakan, dan bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka. Maka kewajiban manajer (dan karyawan remote) untuk mengetahui dengan jelas apa targetnya, dan tugas pekerjaan apa yang harus menjadi laporan. Jika target ini benar-benar jelas, dan sebaiknya menjadi kesepakatan bersama, ini akan membantu seluruh pelaksanaan kerja remote menjadi lebih fokus dan lebih jelas.

baca juga: Cara Meningkatkan Produktivitas

Exit mobile version