Komitmen Afektif untuk Mempertahankan Karyawan - budiwe.com

Komitmen Afektif untuk Mempertahankan Karyawan Jarak Jauh

Saat ini mulai banyak perusahaan yang mempekerjakan karyawan secara virtual / jarak jauh. Karyawan tampaknya juga menikmatinya, karena telah menjadi sumber penting dari fleksibilitas dan kesejahteraan / kesehatan mental mereka. Komitmen Afektif untuk Mempertahankan Karyawan adalah jawabannya.

Namun, ada masalah: Karyawan virtual merasa kurang terdapat ikatan kuat terhadap perusahaan, sehingga komitmen mereka terhadap perusahaan juga diragukan.  Ketika hubungan kerja terbangun murni hanya melalui teknologi, karyawan dapat dengan mudah pindah ke organisasi yang lain. Bagaimana Komitmen perusahaan untuk mempertahankan karyawan ini ?

Masalahnya adalah bahwa banyak organisasi/perusahaan yang  gagal untuk menyesuaikan pendekatan mereka dalam mempertahankan budaya organisasi. Peluang untuk menjalin hubungan, berbagi perspektif, dan membangun keakraban profesional dan pribadi jauh lebih mudah saat terjadi interaksi secara tatap muka langsung. Karyawan virtual membutuhkan pendekatan yang lebih khusus.

Pendekatan yang lebih khusus ini berupa Komitmen Afektif.

Komitmen afektif adalah keterikatan psikologis (sychological attachment) individu dan organisasinya, sehingga individu akan melibatkan dirinya secara mendalam pada aktivitas organisasi dan menikmati kegiatannya di organisasi tersebut.

Komitmen Afektif ini memerlukan rasa keterikatan  emosional dan identifikasi dengan misi dan budaya organisasi.Ketika karyawan mengalami komitmen afektif, mereka cenderung tidak berpindah dan lebih mungkin memiliki kehadiran, kinerja, dan keterlibatan yang lebih tinggi dalam organisasi/perusahaan.

Tidak mudah  bagi organisasi/perusahaan  untuk menciptakan dan memfasilitasi ikatan emosional dengan karyawan virtual (jarak jauh). Hal ini membuat  karyawan lebih mudah untuk beralih ke sesuatu yang baru.

3 (Tiga) Cara meningkatkan Komitmen Afektif

Untuk mengatasi hal ini, organisasi/perusahaan  dapat menjalankan beberapa taktik yang dapat meningkatkan komitmen afektif bagi karyawan virtual. Berikut adalah tiga (3) solusi yang untuk membangun Komitmen Afektif untuk Mempertahankan Karyawan:

  • Pengenalan Tatap Muka (onboarding)
  • Gathering
  • Keakraban melalui Teknogi
  • Pengenalan Tatap Muka (onboarding)

Bila memungkinkan, orientasi unutk karyawan baru harus secara tatap muka.  Karyawan akan  lebih nyaman berbicara, mengungkapkan kekhawatiran, dan mengajukan pertanyaan ketika mereka dapat membaca ruangan. Ingat:  turnover mencapai titik tertinggi selama beberapa bulan pertama masa kerja seorang karyawan. Ketika karyawan merasa kehilangan, keterikatan emosional pasti rendah, sehingga memudahkan mereka untuk pergi.

  • Kegiatan Gathering

Karyawan virtual ingin berjabat tangan dan mengenal rekan kerja secara lebih pribadi. Mereka ingin membangun kepercayaan, membangun koneksi, dan jaringan semuanya dapat berlangsung secara efisien selama acara satu atau dua hari.

Sejalan dengan itu, hal yang bisa organisasi/perusahaan lakukan untuk memenuhi hal itu adalah melakukan kegiatan gathering 3 bulanan di tempat yang memungkinkan semua karyawan jarak jauh (karyawan virtual) datang ke ruang pertemuan fisik. Jika tidak memungkin 3 bulanan setidaknya per semester (6 bulanan). Kuncinya adalah menciptakan pengalaman di tempat yang menyenangkan dan bermanfaat.  Agenda yang tapat, pengalaman interaksi berkualitas tinggi, dan informasi strategis adalah suatu keharusan dalam kegiatan pertemuan tersebut.

  • Keakraban Melalui Teknologi

Teknologi telah memungkinkan perusahaan/organisasi untuk memiliki karyawan virtual. Teknologin pula yang harus kita manfaatkan untuk meningkatkan komitmen afektif. Hambatan terbesar bagi karyawan virtual adalah perjuangan mereka untuk mendapatkan keakraban profesional: memahami kecenderungan, kekuatan, nilai, dan preferensi rekan kerja rekan kerja. Keakaraban secara profesional adalahdasar psikologis yang memfasilitasi kepercayaan dan interaksi tim berkualitas tinggi, yang menjadi langkah awal penting untuk komitmen afektif. Organisasi/perusahaan harus berinvestasi dalam teknologi SDM yang memfasilitasi keakraban professional para karyawannya. Karyawan membutuhkan informasi yang akurat dan sesuai kebutuhan sehingga dapat  meningkatkan pemahaman interpersonal di antara anggota tim.

Ide Membalik Pola

Ketiga solusi tersebut adalah saran yang paling memungkinkan bagi perusahaan untuk membangun Komitmen Afektif untuk Mempertahankan Karyawan pada saat ini. Organisasi/perusahaan hendaklah terus melakukan upaya lainnya, memantau hasilnya dan mengadaptasi sesuai kebutuhan organisasinya.

Gagasan lain adalah dengan membalik pola. Bukan meminta karyawan virtual untuk mengunjungi perusahan, namun sebaliknya perusahaan yang pergi ke karyawan virtual. Mungkin para manajer bisa melakukan dinas keluar untuk mentraktir mereka makan dan atau melakukan acara semacam coaching?  Para eksekutif pengembangan bisnis biasanya melakukan ini secara teratur terhadap calon klien atau rekan bisnis. Biasanya sering kita istilahkan dengan “budget entertaint” . Mengapa tidak menginvestasikan anggaran perjalanan yang sama untuk mempertahankan karyawan virtual ini?

Untuk berhasil mempertahankan karyawan virtual akan membutuhkan lebih dari sekadar gaji yang kompetitif. Mereka harus kreatif dalam membangun komitmen afektif.

Exit mobile version