Asertif menjadi diri sendiri

Asertif: Cara Untuk Menjadi Diri Sendiri

 

Seringkali karena takut kehilangan orang lain, orang menjadi tidak asertif dan akhirnya  kehilangan diri sendiri. Rasa tak enak hati sering menjadi alasan seseorang untuk  menerima atau melakukan sesuatu yang tak dia sukai. Padahal setiap orang pasti punya pendapat/kemauan sendiri, namun tak semua mampu mengutarakan.  Orang yang tak mampu mengutarakan pendapatnya sendiri akan  terlihat seperti tak punya pendirian. Akibatnya justru orang lain sering memanfaatkan dia, memperdayai baik secara emosional maupun social. Kemampuan mengutarakan pendapat/kemauan ini terkait dengan sikap  Assertive atau  Asertif. 

 

Asertif yaitu kemampuan mengutarakan pikiran/pendapat baik positif/negatif tanpa merugikan orang lain & diri sendiri. Orang yang tidak Asertif berpotensi menjadi bom waktu yang bisa meledak, sebab terlalu lama memendam perasaan/ tertekan.

Bila seseorang  merasa terintimidasi/terancam/ tertekan/tersakiti/tidak puas karena orang lain, maka secara psikologis tergolong tidak sehat mental. Mental yang tidak sehat bisa mengarah ke sakit fisik (psikomatis) misal: vertigo, maag dan sebagainya.

#Asertif adalah sikap yang ideal, namun tak setiap orang bisa melakukannya. Faktor utamanya berawal dari pola asuh keluarga. Meski faktor utamanya adalah pola asuh, sebenarnya #Asertif dapat diasah hingga jadi bagian dalam diri kita.

4 (empat langkah mengasah sikap Asertif)

Langkah unutuk mengasah sikap #Asertif yaitu: identifikasi diri, kelola emosi, kelola komunikasi & perluas pergaulan.

  1. Identifikasi diri: kenali lebih dulu apakah anda nyaman dengan kondisi tidak #Asertif? Ada sebagian orang yang nyaman dengan kepasifannya 🙂 biasanya yang seperti ini butuh figur yang dominan yang mampu mengatur hidupnya. Dia selalu tergantung. Namun, jika anda merasa tersiksa dengan kepasifan, berarti anda butuh bisa berlaku #Asertif.  Butuh solusi unutk  mengkomunikasikan pikiran anda.
  2. Kelola Emosi: sebelum berkomunikasi, kelola emosi anda. Jangan terburu-buru (reaktif). Setelah emosi stabil barulah coba komunikasi
  3. Kelola Komunikasi: figur dominan (ortu/suami/bos) kadang membuat kita takut berpendapat. Latihlah komunikasi dengan figur setara dulu (teman/sahabat) baru beranikan bicara/berpendapat dengan figur dominan. Ingat: Patuh dengan Pasif itu beda! Patuh bukan berarti harus diam membebek. Tetaplah menjadi diri sendiri.
  4. Perluas Pergaulan: bergaul dengan orang yang memiliki banyak kesamaan dengan kita memang nyaman, namun tidak melatih diri dalam bersikap asertif dan siap menghadapai perbedaan. Bergaulah dengan banyak orang dengan beragam karakter/latar belakang.

Setiap orang tentu menginginkan rasa nyaman, namun jangan sampai mengurung kebebasan kita. Seringkali karena takut kehilangan orang lain, seseorang kehilangan dirinya sendiri. Dengan Asertif kita bisa tetap menjadi diri sendiri. Be #Assertive & be yourself!