Cinta Yang Agung Ciri Ciri Lelaki Sejati

CINTA YANG AGUNG

Cinta Yang Agung,

Adalah ketika kamu menitikkan air mata

dan MASIH peduli terhadapnya..

Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH

menunggunya dengan setia..

Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain

dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku

turut berbahagia untukmu’

Apabila cinta tidak berhasil…BEBASKAN dirimu…

Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya

dan terbang ke alam bebas LAGI ..

Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan

kehilangannya.

tapi..ketika cinta itu mati..kamu TIDAK perlu mati

bersamanya…

Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu

menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika

mereka jatuh.

(Kahlil Gibran)

Ketika pulang ke Yogya, seperti biasa saya memilih naik bis ekonomi. Entah kenapa saya selalu menikmati perjalanan pulang dengan bis ini, banyak pedagang, pengamen dan aneka rupa bau-bauan… 🙂 hanya satu hal yang tidak nyaman buat saya: ASAP ROKOK !
Dari sekian banyak rombongan pengamen yang hilir mudik beraksi, satu pengamen menarik perhatian saya. Dengan bermodal harmonika, dia berpuisi. Kalil Gibran pula! dan di akhir penampilan dia membacakan sebuah cerita, tentang cinta dan waktu. Cerita ini seringkali saya baca di milis-milis, namun entah kenapa menjadi berbeda saat itu. Atau karena saya hendak pulang dan menemui separuh hati saya ? Entahlah…. yang pasti, hingga jari saya memencet keyboard ini. Saya masih terkesan dengan cerita yang dibawakan pengamen itu.

Ceritanya begini:

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak : ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan karena ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai dan mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta. Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu.

”Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!” teriak Cinta.

”Aduh! Maaf, Cinta!” kata Kekayaan.

“Perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini”.

Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali, namun dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya.

“Kegembiraan! Tolong aku!”, teriak Cinta.

Namun kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengar teriakan Cinta. Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin panik. Tak lama lewatlah Kecantikan.

“Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!”, teriak Cinta

“Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini”, sahut Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan.

”Oh, Kesedihan. Bawalah aku bersamamu”, kata Cinta.

”Maaf Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja…” kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta putus asa. Ia merasakan air semakin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara.

”Duhai Cinta Yang Agung ! Mari cepat naik ke perahuku!”

Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.

Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk  di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu.

”Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu” kata orang itu.

”Tapi mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku” tanya Cinta heran.

”Sebab” kata orang itu ”Hanya Waktulah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu…”

TAMAT.

Begitulah Cinta Yang Agung hanya akan teruji oleh waktu. Sebab hanya waktu yang tahu, bernilainya sebuah Cinta.

Setiap kali, mengingat cerita ini. Saya selalu ingat bahwa “LIFE and TIME are 2 great teachers…

LIFE teaches us the use of TIME and TIME teaches us the value of LIFE”

dan sungguh, setelah sekian lama melewatkan waktu bersama. Semakin yakin dan mengerti bahwa aku makin cinta.

I Love You…

Baca Juga: Ciri Lelaki Sejati