Nasib di Tangan Sendiri

sepasang

Pernahkan Anda merasa serba gamang dalam setiap langkah kita.  Ketika melihat orang yang lancar berbicara, kita bertanya kepada diri sendiri:  “Mengapa saya tidak dapat bicara selancar itu?”. Ketika melihat orang yang tenang berwibawa, mengapa saya tidak memiliki wibawa seperti itu?.  Selain itu juga terus terpikir tentang ucapan seseorang tentang diri kita. Hati-hati mungkin kita sedang mengalami krisis identitas dan penurunan kepercayaan diri. Nasib kita, kita sendiri yang menentukan.

Tersebutlah seorang sufi bijak yang karena kekhusukannya berdoa dan membaca kitab suci, konon  Tuhan memberi dia kemampuan “melihat masa depan”.  Maka berbondong-bondonglah orang menanyakan nasib kepadanya.  Mulai dari rakyat jelata sampai para penguasa. Karena kemampuannya itu maka dia termashur  di seluruh pelosok negeri.
Ada seorang anak berusia empat belas tahunan punya ide hebat untuk mengalahkan kesaktian Guru sufi tua  ini. Dia mencari burung kecil namun sudah bisa terbang, kemudian dia mengajak beberapa temannya ke rumah sufi ini untuk adu kecerdasan katanya.

Di hadapan sufi anak ini berkata “Sufi mari kita adu kecerdasan, coba sufi tebak burung yang ada dalam genggaman saya ini hidup atau mati”, katanya dengan mantap. Menurutnya apapun jawaban Sufi akan salah. Bila Sufi menjawab “Hidup”, maka dia akan meremas burung itu dan matilah dia. Namun bila Sufi mengatakan “Mati”, maka dia akan terbangkan burung itu di hadapan sufi, sebagai simbol kekalahannya.

Mendengar hal itu Sufi tersenyum, Anakku mendekatlah, Kamu cerdas sekali, jawaban dari tebakanmu ini akan menjadi pelajaran hidup bagi semua orang didunia ini, Jawabanku adalah Nasib nyawa burung itu ada di tangan kamu sendiri. Setelah diam sejenak sambil menoleh kepada temannya larilah anak itu keluar dari rumah sufi itu.

Kawans, ketahuilah bahwa masa depan kita tergantung dari kita sendiri. Nasib kita di tangan kita sendiri,  tentu dengan rahmat dan bimbingan dari Yang Maha Kuasa. Bukan tergantung dari lingkungan, orang tua atau pimpinan kita, mereka hanya membantu namun di perlukan komitmen yang kuat dari kita sendiri.