Razia Ramadhan

Tuhan Tidak Ikut Razia Ramadhan

Sweeping resto & razia warung makan, membuat saya teringat kisah seorang kyai beserta rombongan melakukan perjalanan di bulan Ramadhan ke pulau seberang. Setelah ratusan kilometer sampailah di pulau yang menjadi tujuan saat subuh. Selepas dari masjid, masih dengan baju koko dan kain sarung serta sorbannya, kyai & rombongan langsung mencari sarapan. Sampai di sebuah warung, kyai uluk salam: “Assalamu’alaikum…”.

Belum sempat menjawab salam , tiba-tiba pemilik warung berlari keluar dari warung sambil teriak: ” ampuun…saya jangan di sweeping..!”
Tinggallah sang kyai beserta rombongan melongo, sambil bergumam: ” Hormatilah yang TIDAK BERPUASA”.
Saya tidak tahu, apakah saudara-saudara yang sweeping Razia Ramadhan itu memikirkan para musafir, para wanita yang berhalangan, para anak-anak  yang belum wajib puasa dan para para yang lain. Tapi saya yakin Tuhan tidak ikut sweeping, karena saya tidak melihat ada CINTA dan Kasih Sayang di sana.  Karena saya meyakini Tuhan itu Maha Pengasih dan Penyayang.

Saya juga tidak tahu apakah perintah Tuhan : Hai orang orang yang beriman di wajibkan atas kamu BERPUASA sebagaimana di wajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa.  Mungkin terbaca oleh saudaraku sebagai: Hai orang orang yang beriman di wajibkan atas kamu melakukan Razia Ramadhan dan orang orang yang tidak puasa agar puasamu lancar dan nyaman. Saya tidak tahu. Tapi satu hal yang saya tahu, puasa adalah ibadah rahasia, ini urusan saya dengan Tuhan.

Baca juga: Tuhan Bercanda dalam segelas kopi