Apa itu Selingkuh?
Selingkuh adalah seluruh perilaku yang melanggar kontrak (kesepakatan) yang telah menjadi komitmen antar pasangan. Bukan hanya itu, perselingkuhan juga menyangkut hubungan seksual dengan orang lain, perilaku cybersex, melihat pornografi, keintiman secara fisik seperti berciuman dan bergandengan tangan, serta keintiman secara emosi dengan orang lain selain pasangan.
Selingkuh adalah masalah umum yang sering kita temui dalam hubungan. Bukan hanya di public figure saja namun mungkin kita pernah menemui perilaku tersebut di sekitar kita. Sungguh ironis ya, meskipun semua orang setuju bahwa selingkuh adalah perbuatan yang salah, tapi nyatanya banyak orang melakukannya.
Banyak penelitian tentang fenomana ini dan hal-hal apa saja yang bisa melatarbelakangi seseorang untuk selingkuh, apa saja tipe-tipe selingkuh?
Apa Saja Tipe Selingkuh?
Selingkuh memiliki 3 tipe, yaitu:
- perselingkuhan secara seksual,
- perselingkuhan secara emosional,
- kombinasi antara seksual dan emosional.
Perselingkuhan secara seksual dapat terlihat dengan adanya hubungan seksual dengan orang lain. Sedangkan perselingkuhan secara emosional cirinya adalah terdapat kedekatan emosional dengan pasangan selingkuh yang dapat meliputi perilaku saling berbagi, memahami, persahabatan, rasa bangga dan memiliki layaknya pasangan. Perselingkuhan secara emosional biasanya tanpa adanya perilaku berhubungan seksual antara pasangan selingkuh.
Semua bentuk perilaku selingkuh baik emosional dan seksual tentu ada faktor-faktoryang memicu. Lantas apa saja hal yang mendorong perilaku tersebut?
Mengapa Seseorang Berselingkuh?
Sebagian besar orang berselingkuh karena rasa tidak puas dengan pasangannya. Mengapa tidak puas? Karena pasangannya tidak mampu memenuhi ekspektasinya dalam hubungan. Tidak terpenuhinya ekspektasi inilah yang kemudian mendorong perilaku seseorang untuk mencari kepuasan baik fisik maupun batin (emosional) di luar pasangan utama.
Menurut teori deficit model of infidelity (sebuah teori Psikologi dari Thompson), faktor utama yang mendorong seseorang untuk berselingkuh adalah:
- rendahnya kepuasan dalam hubungan,
- timbulnya konflik, dan
- kurangnya komunikasi.
Namun, dari beberapa pendapat tersebut faktor yang secara umum dapat mendorong seseorang untuk berselingkuh ialah ketidakpuasan dalam hubungan (contoh: merasa pasangan tidak romantic, kurang perhatian).
Kemudian, apabila dibandingkan antara pria dengan wanita. Ternyata pria lebih cenderung melakukan perselingkuhan karena nafsu seksual (keinginan variasi dalam seks). Sedangkan, perempuan lebih sering melakukan perselingkuhan ketika dirinya merasa diabaikan oleh pasangan dan merasa kurang kasih sayang (Perselingkuhan Emosional)
Akibat Selingkuh bagi Hubungan
Perselingkuhan dapat berdampak pada kerenggangan hubungan dengan pasangan dan bisa memicu perceraian. Selain kerenggangan dalam hubungan, perselingkuhan juga berdampak pada munculnya kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dapat membahayakan nyawa.
Memang perceraian bukan satu-satunya jalan untuk menyelesaikan masalah perselingkuhan dalam rumah tangga. Apabila pasangan yang berselingkuh berkomitmen untuk tidak akan melakukannya lagi dan pasangannya juga telah memberikan maaf, maka kembali rujuk dan memperbaiki hubungan bisa jadi adalah jalan yang tepat untuk ditempuh.
Bagaimana Mencegah Perilaku Selingkuh?
Terdapat beberapa cara untuk mencegah perilaku selingkuh terjadi dalam hubungan, yaitu:
- Membangun ikatan emosional (secure attachment)
Ketika individu telah memilki ikatan emosional dengan pasangannya maka ia akan merasakan bahwa kebutuhan emosionalnya telah terpenuhi dan memiliki rasa kebersamaan dengan pasangan yang tinggi sehingga tidak berkeinginan untuk mencari yang lain. Ikatan emosional dapat kita bangun dengan jalan melakukan aktivitas-aktivitas bersama, terbuka, memberikan afirmasi positif, dan menunjukkan empati kepada pasangan. - Sex dalam hubungan pernikahan
Terpenuhinya kebutuhan seksual dalam suatu pernikahan juga turut mencegah adanya perilaku berselingkuh. Hal yang dapat kita tempuh adalah dengan cara membuat kehidupan seksual lebih menarik dan terdapat ikatan emosional yang melatarbelakanginya. Diskusikan dan komunikasikan dengan pasangan kehidupan sex seperti apa yang menjadi keinginannya. - Strategi coping dalam menghadapi masalah
Strategi coping merupakan cara yang di lakukan untuk menanggulangi permasalahan baik dari individu maupun antar pasangan. Coping secara individu dapat di lakukan misalnya dengan jalan menjauhi luka batin, menyeimbangkan peran, melakukan kontrol diri, serta memiliki keinginan untuk berubah menjadi lebih baik. Sedangkan coping dapat melalui cara memberikan dukungan kepada pasangan satu sama lain, memperhatikan hubungan, lebih luwes terhadap hubungan.
Dengan menerapkan ketiga perilaku positif tersebut, kita dapat membangun hubungan ke arah yang lebih positif dan harmonis. Terciptanya pola interaksi yang harmonis akan mendorong satu sama lain untuk menjaga komitmen yang telah bersama dibuat karena hadirnya rasa menghargai pasangan.
BACA JUGA : Cara Mudah Memahami Pasangan