Prinsip negosiasi, Langkah Mudah untuk Komunikasi yang Efektif

Prinsip Negosiasi : Jeruk dan Kulit Jeruk

Bisakah sebuah negosiasi menggunakan prinsip Menang-Menang (win-win) ? tentu akan ada yang di rugikan dan di untungkan bukan? Banyak orang berpendapat demikian, konsep itu hanya dalam training saja tetapi tidak mungkin di terapkan dalam dunia yang sebenarnya, apakah andapun berpendapat demikian?
Seorang Ibu membeli sebuah jeruk bali sepulang dari kerja. Sesampainya di rumah maka dua anaknya yang mengetahui itu lalu berebut saling tarik menarik, sambil bertengkar. Maka segera di mintanya kembali jeruk itu, dan demi keadilan maka dia belah jeruk itu menjadi dua. Separuh bagian untuk anak pertama dan separuh bagian lagi untuk anak kedua.
Anak pertamanya menuju ruang makan, dikupasnya jeruk itu, di ambil jeruknya, di makannya, sedangkan kulitnya di singkirkan di samping tempat duduknya.
Anak keduanya pun mengupas jeruk itu dengan perlahan, supaya kulitnya tidak rusak. Kemudian dia singkirkan jeruknya, dia lebih tertarik dengan kulitnya. Kulit jeruk itu di potong-potongnya  untuk di jadikan mobil-mobilan. Kemudian dengan bangga dia tunjukkan kepada ibunya. Si Ibu yang melihat kedua anaknya itu berpikir, kalau tahu begini akhirnya, mengapa tadi harus di bagi dua, bukankah sebenarnya setiap anak dapat menerima utuh kulit untuk anak pertama, dan satu buah utuh untuk anak pertamanya?

Seringkali dalam prinsip negosiasi kita hanya berpikir diambil jalan tengah, selisih harga di bagi dua dan sebagainya, seperti pola pikir si Ibu tadi.
Mengapa kita tidak mencoba berpikir menang-menang dengan cara memberikan tambahan manfaat bagi lawan negosiasi, dengan sesuatu yang untuk pihak kita tidak terlalu berguna. Dengan demikian kita dapat meminta sesuatu yang kita inginkan. Adil itu bukan sama rata.