sulit berhenti main medsos

Mengapa Sulit Berhenti Main Medsos ?

Apa yang membuat kita sulit berhenti main medsos? Kita cenderung bertahan lama di media sosial dan sering mengeceknya untuk melihat notifikasi baru.

Media sosial (Medsos) memiliki banyak manfaat dan juga memiliki risiko menjadi masalah. Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah menyadari tentang sifat media sosial dan membuat pilihan atas penggunaan media sosial kita.

Inilah 8 Hal Penyebab Sulit Berhenti Main Medsos

Mari kita simak 8 (delapan) hal yang membuat media sosial membuat ketagihan.

  • Tak Berujung: Tidak seperti film, buku, atau drama, media sosial menawarkan konten tak terbatas tanpa titik henti. Selalu ada konten baru setiap kali Anda menarik layar ke bawah untuk menyegarkan (refresh).
  • Kecepatan mengakses konten digital: Penyampaian konten yang cepat di media sosial membuat menarik untuk selalu kita ikuti. Namun tidak memungkinkan kita untuk sejenak melakukan berefleksi, bernalar, dan melakukan kroscek.
  • Umpan balik dan penghargaan sosial. Bagaimana jadinya Facebook dan Instagram jika tidak ada opsi untuk “menyukai” atau “like” kiriman atau gambar? Kemampuan memberikan umpan balik (melalui like, retweet, share, comment, heart) menciptakan peluang untuk merasakan penghargaan sosial di media sosial. Ingin menjadi Viral juga menjadi motivasi untuk terus menerus posting. (Baca juga: Tips Menjadi Viral ) Umpan balik sosial yang positif seringkali membuat kita ketagihan untuk terus menerus posting. Agar memperoleh “suka” yang mereka dambakan yang bisa saja mempengaruhi “derajat” sosial mereka di dunia maya.
  • Postingan dan videonya pendek sehingga mudah kita cerna. Salah satu alasan mengapa orang-orang dari segala usia menyukai media sosial adalah karena postingannya pendek dan sehingga mudah kita cerna. Media sosial tidak membutuhkan banyak usaha. Tweet berkisar dari 1 hingga 280 karakter. Video TikTok bisa berdurasi beberapa detik atau hingga tiga menit. Tidak seperti menonton film berdurasi dua jam atau menghabiskan berjam-jam membaca buku, konten singkat ini dengan mudah menarik perhatian kita.

Lanjutan Kenapa Sulit Berhenti Main Medsos

  • Personalisasi konten melalui algoritma. Platform media sosial secara transparan menyampaikan tentang pengumpulan data pengguna mereka. Mereka mengumpulkan informasi tentang apa yang kita klik. Berapa lama kita melihat postingan? Siapa yang kita kirimi pesan? Grup apa yang kita ikuti? Bahkan informasi dari situs web lain yang memiliki koneksi ke platform media sosial. Setelah data terkumpul, algoritma digunakan untuk menyesuaikan pengalaman pengguna agar sesuai dengan preferensi mereka. Hal inilah yang membuat pengguna tetap terlibat untuk jangka waktu yang lebih lama.
  • Email untuk mendorong penggunaan atau kembali menggunakan. Bahkan jika Anda memutuskan untuk berhenti sejenak dari media sosial sekalipun. Anda mungkin akan mendapatkan email dari platform media sosial dengan baris subjek, “Kami merindukanmu!”. Atau “Lihat postingan ini oleh (masukkan influencer atau selebriti di sini)”. Berhenti dari media sosialpun tidak luput dari perhatian.
  • Saran untuk keterlibatan. Cara lain kita terpikat oleh media sosial adalah dengan petunjuk halus dari platform untuk membuat kita terlibat. Misalnya, Anda mungkin menerima pemberitahuan bahwa ini adalah hari ulang tahun seseorang dan Anda harus mengirimi mereka pesan. Anda mungkin akan menerima kiriman foto orang yang mungkin Anda kenal, yang mendorong Anda untuk Scroll saran tersebut. Dan biasanya akan muncul pertanyaan: Apakah anda ingin terhubung . Tanpa menyadarinya, kita Scroll, mengirim pesan, atau memeriksa halaman baru. Dan semuanya adalah hasil dari dorongan halus, permintaan, atau saran dari platform media sosial itu sendiri.
  • Takut Kehilangan / Ketinggalan (FOMO=Fear Of Missing Off). Media sosial bukan hanya tempat untuk memposting gambar dan pesan lucu. Namun juga tempat Anda membeli dan menjual produk, mengundang orang, mengirim pesan ke teman, membaca berita, penggalangan dana, menonton acara streaming. Media sosial telah mendiversifikasi penggunaannya. Sehingga ada ketakutan yang sangat nyata jika ketinggalan karena kita tidak terhubung ke media sosial atau untuk mengaksesnya. Media sosial adalah bagian dari kehidupan kita. Selain penuh dengan manfaat terdapat juga konsekuensi negatif. Sebagai konsumen, kita perlu tahu tentang fitur adiktif dari media sosial dan kita harus meningkatkan kontrol kita terhadap Media Sosial. Jangan sampai Media Sosial yang mengendalikan kita.